Sabtu, 31 Maret 2012

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta meluncurkan mobil listrik rendah emisi sebagai sarana transportasi di lingkungan kampus. Dengan mobil ini diharapkan kampus UGM akan menjadi kampus educopolis yang terbebas dari polusi udara dan kebisingan.
Dr Jayan Sentanuhady, koordinator program mobil listrik rendah emisi U
GM, mengatakan, mobil ini telah dikembangkan sejak tahun 2011 lalu. Mobil listrik rendah emisi yang saat ini diluncurkan berkapasitas 4-8 penumpang dan akan terus ditingkatkan menjadi berkapasitas 22 penumpang pada tahun 2014 mendatang.
"Pada tahap awal pengembangan mobil ini berbasis reserve engineering dan didesain oleh tim Semar UGM. Kandungan komponen lokal mobil ini mencapai 50 persen dan akan terus ditingkatkan," kata Jayan dalam acara peluncuran, Rabu (28/3/2012).
Lebih lanjut, Jayan mengatakan, pada pengembangan berikutnya diharapkan kandungan komponen lokalnya mencapai 70 persen, dan teknologi yang dikembangkan adalah teknologi hibrida dengan baterai sebagai penggerak utama primer, serta solar sel dan CNG dedicated engine sebagai penggerak utama sekunder.
"Sistem transportasi hemat energi ini diharapkan dapat menjadi model untuk dikembangkan pada skala nasional. Sementara ini UGM baru membuat satu mobil, tapi teknologinya sudah kita kuasai. Mobil ini akan digunakan di lingkungan UGM, bagi para tamu UGM atau warga UGM yang membutuhkan," lanjut Jayan.
Di UGM sendiri saat ini hampir 30.000 kendaraan bermotor keluar masuk kampus setiap harinya. Hal itu menyebabkan kenyamanan belajar mengajar di kampus tidak maksimal akan polusi udara dan kebisingan.

Selasa, 27 Maret 2012

Padapu, Surga Kecil di Teluk Tomini

Sisa kerusuhan besar tahun 2000 sudah tak ada lagi di Poso, Sulawesi Tengah.  Namun kenangan pahit akan peristiwa diluar nalar itu tetap membekas dalam ingatan warga. "Warga sini sudah semakin rasional, tiada mudah dihasut. Sekarang kami terus berusaha membangun sekalipun bayangan kerusuhan itu masih teringat," tutur Nurdin (42), pengelola penginapan Julijus di Tagolu, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso.

Tagolu berjarak hanya tujuh kilometer dari kota Poso. Letaknya persis di pertigaan jalan poros Trans Sulawesi yang menuju Ampana dan Tentena.
Ke kota itu kami singgah semalam, Minggu (11/3/2012),  dalam perjalanan bersepeda dari Tentena menuju Ampana.
Dulu sebelum kerusuhan, Tagolu merupakan salah satu sentra pembuatan aneka suvenir berbahan kayu hitam khas Poso. Suvenir seperti jam dinding, asbak, hiasan dinding dibuat oleh perajin asal Jawa.
"Sepanjang pinggir jalan ini orang buka usaha pembuatan sekaligus penjualan suvenir dari kayu hitam. Saat kerusuhan, para perajin menghilang dan sekarang mereka pindah ke kota," tutur Nurdin sambil menunjuk sederetan kios kosong yang pintunya tertutup rapat di pinggir Jalan Raya Trans Sulawesi seberang penginapan.
Hingga kini kios-kios itu masih tetap kosong. Belum ada usaha baru yang mengisinya, tanda roda ekonomi setempat belum benar-benar pulih seperti sebelum kerusuhan.
Penginapan yang dikelola Nurdin baru buka setahun lalu.  Kamar-kamarnya mirip rumah kos dengan tarif Rp 75.000-Rp 125.000 per kamar.
Satu-satunya penginapan di Tagolu itu cukup layak jadi tempat singgah dalam perjalanan bersepeda di Sulawesi. Lahan parkir luas, kamar bersih, dan kita  leluasa untuk cuci-jemur pakaian.
Sesudah sarapan nasi kuning yang lezat di warung dekat pertigaan, kami melesat ke arah Tojo. Jalan langsung mendaki landai berkelok-kelok melipir punggungan. Di beberapa titik, jalanan amblas. Interval kendaraan bermotor lewat tiga sampai lima menit, ideal sekali bagi turing bersepeda.
Di desa Tongku, kami melintasi sabana yang menghijaukan perbukitan. Ternak sapi dan kambing dibiarkan berkeliaran merumput. Beberapa hewan berjalan bebas di jalanan yang sepi kendaraan.
Tadinya tujuan kami adalah Tojo yang berjarak 76 km. Namun saat tiba di Tojo kami mendapat informasi soal Padapu yang masih 25 km di depan. Maka kami teruskan saja menggowes kesana.
Dusun itu sebenarnya hanya sekumpulan warung makan di pinggiran laut. Lingkungan yang asri membuatnya sangat layak  dijadikan tempat perhentian dalam perjalanan bersepeda menuju Ampana.
Rupanya, kenangan buruk akan kerusuhan juga masih membekas dalam benak Un Tengker, pemilik penginapan Sahabat di Padapu. Un yang kami panggil tante, kehilangan adik iparnya saat kerusuhan itu.
"Tapi semua so berlalu, toh. So tak ada lagi kerusuhan. Orang so sadar tak ada guna baku bunuh, hanya bikin orang ketakutan datang kemari," tutur tante Un yang masih segar bugar di usianya yang lanjut.
Apa yang dikatakan tante Un benar adanya. Selama beberapa hari di wilayah yang disebut-sebut masih rawan itu, tak ada kekhawatiran sama sekali soal keamanan atau kriminal jalanan. Yang ada hanya keindahan alam luar biasa dan keramahtamahan penduduknya yang melekat di hati kami. Sulit membayangkan ketenangan wilayah ini terkoyak begitu saja oleh kerusuhan sesaat.
Padapu masuk wilayah Kecamatan Podi, Kabupaten Tojo Una-una (Touna). Letaknya di teluk kecil yang kami capai setelah menyusuri jalan aspal mulus berpagar gunung karang tinggi dan laut dalam membiru Teluk Tomini.
Sebelum masuk Padapu, kami saksikan sisa-sisa kedahsyatan banjir besar Sungai Podi pada 2001. Banjir menimbulkan kerusakan besar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Katopas. Endapan pasir tebal dan material dari gunung menutupi sisi jalan.
"Ada tiga danau alam di kaki gunung, salah satunya ambrol sehingga terjadi banjir. Kejadiannya siang hari, tidak ada korban tapi jalanan terputus dan baru tiga tahun kemudian diperbaiki," tutur Ronald Sumual, anak tante Un.
Suasana Padapu terasa tenteram. Serangga hutan bernyanyi sepanjang hari. Suaranya berpadu dengan riak ombak kecil memecah pantai berbatu bulat yang membentang di depan rumah. Iramanya harmonis sekali. Di samping rumah, mengalir sungai jernih yang airnya dingin.
Listrik dari genset hanya mengalir pukul 18.00-20.00 di penginapan sederhana bertarif Rp 50.000 semalam itu. Satu kamar bisa diisi sampai empat orang. Sekalipun ada tiang listrik berdiri dekat penginapan, aliran listrik lebih sering 'byar pet' sehingga para pemilik warung membeli genset sendiri.
Setelah membongkar muatan sepeda, Ocat dan Abidin langsung terjun ke laut. Untuk membilas tubuh, mereka lalu berendam di air sungai. Ah, Padapu benar-benar seperti surga kecil di sudut Teluk Tomini yang tenang.
Tante Un mengatakan, sejak buka penginapan 12 tahun lalu tempatnya kerap disinggahi turis asing yang datang dengan bersepeda. Beberapa kelompok berjumlah lima sampai 15 orang mengikuti paket perjalanan turing dengan dukungan kendaraan yang berjalan di belakang.
"Kelompok lain yang jalan sendirian atau berdua-bertiga. Tak ada yang kawal, semua barang dibawa sendiri di sepeda, persis seperti kita ini," tutur tante.
Setelah kerusuhan, rombongan pengelana asing itu menghilang. Mereka baru muncul lagi setelah 2005. Namun sampai sekarang jumlahnya tak sebanyak dulu lagi.
"Orang sini so biasa lihat bule bersepeda. Tapi kalau orang lokal bersepeda seperti kita, belum pernah lihat, makanya mereka bilang kita bule palsu," tutur tante Un sambil tertawa lepas.
Gaya bicaranya yang ceplas ceplos dan suasana sore itu membuat kami betah ngobrol ngalor ngidul di beranda rumah. Kelelahan setelah seharian gowes nyaris tak terasa.
Di ufuk barat, mentari mulai terbenam. Semburat warna jingganya mengantar kami menyambut malam yang begitu tenang di Padapu.

Gorontalo, "The Hidden Paradise..."


 Bukan tanpa alasan jika Gorontalo disebut-sebut sebagai the hidden paradise. Setidaknya bagi para penggemar diving, perairan sekitar kota itu benar-benar seperti kepingan surga yang hilang.
Pagi-pagi benar kapal feri KMP Tanjung Api merapat di Pelabuhan Gorontalo, Kamis (15/3/2012). Kami dijemput Budi Satria, teman yang sudah lama tinggal di Gorontalo.
Setelah sarapan, anggota Mahitala Unpar itu mengajak ke Kurenai, sekitar lima kilometer dari pelabuhan. Kami akan menyelam di perairan bekas lokasi pabrik pengolahan ikan yang sudah tak terpakai itu.
Kurenai merupakan satu dari 20 dive spot yang ada di Gorontalo, termasuk Olele, Biluhu, dan lainnya. Sekitar 80 persen lokasi diving dapat dicapai dengan kendaraan dan tak jauh dari tepi pantai (shore dive).
Eksplorasi lokasi diving di Gorontalo dimulai sekitar tahun 2000. Dilihat dari berbagai faktor, lokasi diving disana dapat disebut kelas dunia. Temperatur perairannya relatif hangat dan arusnya tidak terlalu kuat.
"Perairan ini jadi daerah main binatang besar seperti white shark dan binatang-binatang sangat kecil. Ini jadi tempat perburuan yang menyenangkan bagi fotografer yang berburu foto makro," tutur Budi, pemegang sertifikat Advance dari PADI.
Tipikal karang yang terbentuk juga lengkap variasinya. Mulai dari terumbu karang yang slope, jurang (drop off). "Kalau mau menyelam di bangkai kapal karam (wreck dive), ada dua spot disini. Kapal Cendrawasih di dekat pelabuhan feri dan di Leato kapal kargo Jepang," tutur Budi.
Wawan Iko, instruktur Tomini Dive Center yang ikut bersama kami lalu memberi briefing singkat teknik menyelam. Saya, Ocat, dan Abidin lalu  mengenakan wetsuit, BCD (Bouyancy Control Device), pemberat, masker, fin, dan menyandang tangki oksigen. Sementara Devin memilih menghindari kegiatan itu.
Sesi pertama kami gunakan untuk berlatih dan menyesuaikan diri dengan peralatan selam dan lingkungan bawah air. Sesi kedua kami keluar dari dermaga dan menyusuri terumbu karang slope sampai kedalaman 18 meter.
Pada kedalaman sepuluhan meter, kami temukan Salvador Dali, sponge yang sangat populer  dan endemik perairan setempat. Bentuknya seperti cerobong asap besar berwarna coklat gelap dengan ukir-ukiran indah di pinggirannya. Pantas ia dinamai seperti mirip lukisan sang maestro.
Saya sempat bermain-main dengan clawn fish yang berenang di sekitar anemon warna warni. Lebih ke bawah, table coral yang bertingkat-tingkat dengan diameter dua sampai tiga meter mirip cendawan yang sengaja ditanam di dinding. Ia berpadu dengan karang kipas (sea vent) yang besar-besar dan anggun, anemon, dan berbagai jenis karang lainnya.
Rasanya seperti sedang berada di taman dengan latar belakang kebiruan yang aneh. Ikan-ikan seperti puffer fish, butterfly fish, kuda laut, pedang-pedangan, bintang laut, dan ribuan jenis ikan warna-warni bermain di taman itu.
Tanpa terasa, sudah 30 menit kami berada di bawah laut. Oksigen dalam tangki pun sudah menipis. Perlahan kami naik ke permukaan dan berenang ke daratan.
Rasanya seperti terbangun dari mimpi dan kembali ke dunia nyata. Saya jadi paham mengapa kota ini dijuluki the hidden paradise. Tak perlu pergi jauh-jauh dari tepi pantai dan kami bisa menemukan taman laut yang amat indah dan terjaga keasriannya.
"Seumur-umur baru kali ini diving, langsung ketemu pemandangan cantik. Ini nggak akan terlupakan," tutur Ocat.
Penyelaman memberi warna lain dari perjalanan bersepeda jarak jauh yang sudah hampir dua minggu kami jalani. Dalam kegiatan yang didukung PT Mud King Asia Pasifik Raya dan PT Bajau Escorindo itu kami sudah menempuh hampir 1.000 kilometer bersepeda dari Makassar.
Menurut Budi, keindahan dan kelengkapan hewan mikro di perairan Gorontalo dapat disejajarkan dengan yang ada di Lembeh, Bitung. Lokasi itu sangat populer di kalangan fotografer diving sebagai tempat berburu foto makro hewan-hewan unik di dasar laut berpasir (muck dive).
Bertemu sesama
Saat akan meninggalkan kota Gorontalo keesokan harinya, kami berpapasan dengan Merlin Peterson (32) dan Christine (28).  Pasangan pesepeda asal AS itu sudah dua bulan berkeliling Sulawesi dengan sepeda. "Sekarang kami siap-siap kembali ke rumah lewat Makassar," tutur Merlin yang sehari-hari teknisi komputer.
Keduanya mengaku sangat kagum dengan keindahan Sulawesi. Mereka berencana kembali lagi setelah menabung dulu karena ada beberapa lokasi luput didatangi, termasuk sekitaran Danau Poso. Tahun sebelumnya mereka menjelajahi kawasan Nusa Tenggara.
Sepanjang penjelajahan di Sulawesi tidak gangguan berarti yang mereka temui. Tak hanya menyusuri jalan raya, mereka juga menjelajah ke hutan-hutan dengan medan off-road. "Kemana-mana  aman, tidak ada gangguan. Kami malah sering dibantu sama penduduk," tutur Christine yang sudah bisa berbahasa Indonesia sedikit-sedikit.
Selain dengan sepeda penuh barang bawaan, kesamaan diantara kami semua selama menjelajah Sulawesi adalah dipanggil 'mister' oleh warga sepanjang jalan. Kami tertawa menyadari itu semua. "Senang sekali akhirnya bertemu sesama pesepeda. Apalagi pesepeda lokal yang jadi barang langka disini," canda Christine.
Saat kami akan berpisah, Merlin berpesan 'Keep the rubber side down'. Maksudnya, tetap berhati-hati di jalan. Ah, senangnya bertemu sesama pengelana bersepeda.

Dua Cara Enak Cegah Hipertensi

Ingin terhindar dari penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi? Cobalah untuk mengonsumsi kedelai dan kismis secara teratur. Riset terbaru para ilmuwan mengindikasikan, konsumsi dua jenis makanan ini patut dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari gaya hidup untuk mencegah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Dua penelitian
yang dipresentasikan pada American College of Cardiology Conference pekan lalu menunjukkan, kismis dan kedelai dapat membantu mencegah hipertensi. Menurut salah seorang peneliti, mengunyah segenggam kismis tiga kali sehari dapat membantu menurunkan tekanan darah pada mereka yang memiliki tensinya sedikit di atas rata-rata (pra-hipertensi) setelah beberapa minggu.

Dalam risetnya, peneliti melakukan pengujian secara acak melibatkan 46 orang dengan kondisi pra-hipertensi. Peserta studi diketahui memiliki tekanan darah berkisar antara 120 per 80 militer merkuri (mm Hg) sampai 139 per 89 mm Hg atau lebih tinggi dari tekanan darah orang normal.

Dibandingkan dengan orang yang sering mengonsumsi makanan ringan seperti kue atau biskuit, kelompok pemakan kismis secara signifikan mengalami penurunan tekanan darah atau tekanan darah sistolik sebesar 10,2, atau tujuh persen selama 12-minggu masa studi. Para peneliti tidak mengetahui secara pasti mengapa kismis dapat bekerja efektif dalam menurunkan tekanan darah. Tetapi, mereka berpikir hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kadar kalium buah kismis tersebut.

"Kismis kaya akan kandungan kalium, yang telah dikenal manfaatnya untuk menurunkan tekanan darah," kata pemimpin penelitian, Harold Bays, direktur medis dari Louisville Metabolic and Atherosclerosis Research Center.

"Kismis juga merupakan sumber yang baik dari antioksidan yang dapat mengubah biokimia pada pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat mengurangi tekanan darah," tambahnya.

Segenggam kismis (sekitar 60 biji kismis) mengandung satu gram serat dan 212 miligram potasium. Kismis sering direkomendasikan sebagai bagian dari diet tinggi serat dan rendah lemak untuk mengurangi tekanan darah.

Sementara pada studi yang lain, di mana melihat khasiat kedelai, menunjukkan bahwa asupan makanan harian seperti tahu, kacang, dan teh hijau dapat membantu menurunkan tekanan darah lebih dari 5.100 orang kulit putih Afrika Amerika berusia 18-30 tahun. Penelitian ini dimulai pada tahun 1985. Di sini, setiap peserta diminta untuk melaporkan sendiri data tentang apa yang mereka makan.

Mereka yang mengonsumsi sekitar 2,5 atau lebih miligram isoflavon per hari - komponen utama dalam kedelai - tekanan darah sistolik turun secara signifikan (rata-rata 5,5 mmHg lebih rendah) ketimbang mereka yang makan kurang dari 0,33 mg per hari. Segelas susu kedelai mengandung sekitar 22 mg isoflavon, atau hampir 10 kali jumlah yang dibutuhkan.

"Temuan kami menunjukkan adanya manfaat dari konsumsi isoflavon secara moderat pada orang dewasa hitam dan putih dalam mengatur tekanan darah," kata Safiya Richardson, peneliti utama studi tersebut.

Richardson menambahkan, konsumsi kedelai bisa menjadi cara untuk orang dengan pra-hipertensi agar tidak menjadi hipertensi. Kedelai dan isoflavon bekerja dengan meningkatkan enzim yang membuat oksida nitrat, yang pada gilirannya membantu untuk memperlebar pembuluh darah dan mengurangi tekanan darah.
"Berdasarkan hasil temuan ini dan studi sebelumnya, kita mendorong orang dewasa untuk memasukkan produk kedelai dalam diet harian mereka untuk mengurangi kemungkinan terkena tekanan darah tinggi," kata Richardson.

Rabu, 21 Maret 2012

Madagaskar Ditemukan Oleh Perempuan Indonesia

Alih-alih datang dari Afrika, nenek moyang orang Madagaskar justru datang dari Indonesia.

 Madagascar, tanah yang dihuni binatang-binatang unik dan memiliki kekayaan hayati luar biasa adalah salah satu tempat yang paling akhir dihuni manusia. Penelitian menguak, pulau terbesar di dunia itu mulai dihuni sejak 1.200 tahun lalu.

Yang menarik, kolonialisasi Madagaskar mungkin terjadi tanpa disengaja. Peneliti menyebut, sekelompok perempuan dari Indonesia adalah penghuni pertama Madagaskar. Ada kemungkinan mereka terpaksa naik ke daratan karena kapal dagang yang membawa mereka terbalik.

"Hal yang tak biasa tentang pulau ini adalah, Madagaskar terletak sangat jauh dari Indonesia. Ia juga dihuni belakangan, ketika sebagian besar dunia telah berpenghuni," kata peneliti dari Massey University Selandia Baru, Murray Cox, kepada situs sains LiveScience. "Kita bicara tentang budaya yang menyebar di sepanjang Samudera Hindia."

Penelitian genetika sebelumnya secara mengejutkan menunjukkan, alih-alih datang dari Afrika, nenek moyang penduduk yang tinggal di lepas pesisir timur Afrika itu justru berasal dari Indonesia, negara yang berjarak seperempat dunia, atau sekitar 5.600 kilometer. "Yang belum kami ketahui pasti adalah, apa yang terjadi saat itu. Kapan mereka datang dan bagaimana?" kata Cox.

Untuk menemukan jawaban itu, Cox dan para koleganya menganalisa gen dari mitokondria, dari 300 penduduk asli Madagaskar dan 3.000 Indonesia. Mitokondria adalah baterai sel, pabrik energi sel. Namun, mereka istimewa karena gennya diwariskan dari ibu.

Penelitian menyimpulkan, dari gen-gen tersebut, menunjukkan ada kesamaan antara genom orang Indonesia dan orang Madagaskar.

Untuk menemukan berapa lama dan berapa orang Indonesia yang menghuni pulau tersebut untuk kali pertamanya, para ilmuwan menjalankan sejumlah simulasi komputer. Lantas ditemukan, Madagaskar dihuni populasi kecil, 30 perempuan, yang tiba di pulau itu 1.200 tahun lalu. Sebanyak 93 persen atau 28 orang adalah orang Indonesia, dua lainnya Afrika,

Ilmuwan menyimpulkan, semua penduduk asli Madagaskar terkait dengan 30 perempuan itu.

Lalu bagaimana dengan para pria?

Beberapa penelitian sebelumnya tentang orang Madagaskar, khususnya terkait kromosom Y (yang diturunkan dari ayah ke anak) mengindikasikan, nenek moyang laki-laki juga berasal dari Asia Tenggara. Meski para ilmuwan belum mendapatkan petunjuk, berapa jumlah mereka.

"Juga ada kromosom Y dari Indonesia," kata Cox. "Kami sudah mengetahui bahwa nenek moyang orang madagaskar, baik pria maupun wanita, berasal dari Indonesia. Kami hanya belum tahu ada berapa jumlah pria kala itu. Bukti-bukti yang kami miliki, populasi mereka juga kecil."

Kejutan kapal karam
Pertanyaan yang juga belum terjawab adalah, bagaimana para nenek moyang dari Indonesia sampai ke Madagaskar?

Para ahli mengaku, mereka belum memperoleh kepastian. Fakta bahwa hanya ada 30 perempuan, dan kemungkinan jumlah pria yang sama sedikitnya, mengarah pada faktor ketidaksengajaan.

Ia menduga, saat itu, kapal dagang yang diperkirakan mengangkut 500 orang karam, para penumpangnya yang selamat bisa jadi naik daratan Madagaskar.

"Aku tak mengatakan, kami yakin bahwa itu sesuatu yang tak disengaja. Namun, bukti baru menunjukkan, ini kemungkinan yang masuk akal," katanya.

Arus laut saat itu bisa jadi yang mendorong para korban selamat ke Madagaskar. Selama Perang Dunia II, misalnya, reruntuhan dari kejadian pemboman di Jepang mengapung dan terbawa air sampai Afrika, lantas mendarat di tanah Madagaskar.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, 21 Maret 2012.

Selasa, 20 Maret 2012

Pembangkit Listrik Solar Bisa Dipakai Malam

Sebuah pembangkit listrik energi solar di selatan Spanyol ini memiliki keunikan, karena bisa beroperasi malam hari. Ini disebabkan energi yang tersimpan ketika matahari bersinar memungkinkan pembangkit listrik ini menghasilkan listrik bahkan di malam hari. Stasiun Gemasolar ini telah berjalan sejak Mei lalu, dan menghampar luas di dataran Andalusia.

Dari jalan antara Seville dan Cordoba, orang dapat melihat menara sentralnya bersinar seperti mercusuar oleh 2.600 cermin surya. Adapun masing-masing memiliki luas 120 meter persegi (28.500 kaki persegi), yang mengelilinginya dalam sebuah lingkaran besar 195 hektar.

"Ini adalah stasiun pertama di dunia yang bekerja 24 jam sehari. Sebuah stasiun tenaga surya yang bekerja siang dan malam," kata Santago Arias, Direktur Teknis Torresol Energi, yang menjalankan stasiun ini, seperti dilansir dari Raw Story.

Mekanisme ini menurutnya sangat mudah untuk dijelaskan. "Panel mencerminkan sinar matahari ke menara, transmisi energi pada intensitas 1.000 kali lebih tinggi dari sinar matahari yang mencapai bumi," jelasnya.

Energi disimpan dalam tong penuh dengan garam cair pada suhu lebih dari 500 derajat C (930 F). Garam ini digunakan untuk menghasilkan uap yang menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik.

Ini adalah kapasitas stasiun untuk menyimpan energi yang membuat Gemasolar begitu berbeda karena memungkinkan galian-galian untuk memancarkan daya pada malam hari, bergantung pada energi yang telah terakumulasi di siang hari.

"Saya menggunakan energi yang seperti yang saya inginkan, dan bukan sebagai matahari yang menentukan," jelas Arias.

Ia mengatakan, akibatnya galian menghasilkan 60 persen energi lebih banyak daripada sebuah stasiun tanpa kapasitas penyimpanan. Karena stasiun ini dapat bekerja 6.400 jam per tahun, dibandingkan dengan 1.200-2000 jam untuk stasiun tenaga surya lain.

"Jumlah energi yang kita hasilkan setahun sama dengan konsumsi 30 ribu rumah tangga Spanyol," kata Arias, dengan demikian terjadi penghematan tahunan sebesar 30 ribu ton CO2.

Proyek yang mendapat bantuan dari negara donor untuk energi terbarukan telah berhasil di Spanyol. Karena itu Spanyol menjadi produsen terbesar nomor dua dunia dalam energi surya dan angin  kekuatan di Eropa, mengungguli Jerman.

Untuk produk surya Gemasolar, investor asing juga ikut membantu. Torresol Energy merupakan perusahaan patungan antara kelompok teknisi Spanyol Sener, yang memegang 60 persen dengan Masdar, perusahaan energi terbarukan asal Abu Dhabi.

"Jenis stasiun ini mahal, bukan karena bahan baku yang kita gunakan, karena energi surya gratis, tetapi karena penanaman ini memerlukan investasi besar," kata Arias. Biaya investasi melebihi 200 juta euro (US$ 260 juta).

Tapi dalam 18 tahun, ia memperkirakan stasiun ini bisa menjadi seharga 1.000 euro. Ini mengingat bahwa harga minyak telah melonjak dari US$ 28 per barel pada tahun 2003 menjadi hampir US$ 130.

Untuk saat ini, krisis ekonomi memang mengancam sejumlah proyek besar. Apalagi Spanyol berjuang untuk memangkas defisit karena resesi dan telah menghentikan bantuan untuk proyek baru energi terbarukan.

Spanyol terpukul oleh krisis ekonomi dengan tingkat pengangguran tertinggi mencapai 31,23 persen, memegang pilkada pada tanggal 25 Maret.

"Kami memiliki tiga proyek, tapi macet karena penangguhan bantuan," kata Arias. Ia mengakui bahwa dalam ekonomi global sulit memang menyebabkan Gemasolar sulit menjual teknologinya.

Kamis, 08 Maret 2012

Pohon Nano Ubah Air Jadi Bahan Bakar Hidrogen

Ke Sun, pelajar doktoral bidang teknik elektronika dari University of California, San Diego membuat terobosan dalam produksi bahan bakar hidrogen.
Ia menciptakan "Pohon Nano", struktur vertikal berukuran nano terbuat dari bahan silikon dan seng oksida yang bisa menyerap cahaya Matahari dan menggunakannya untuk produksi bahan bakar hidrogen.
"Hidrogen dikatakan lebih bersih dibanding bahan bakar fosil karena tak memiliki emisis karbon, namun demikian produksinya belum bersih," kata Sun.
Pohon Nano bisa mengupayakan proses produksi bahan bakar hidrogen yang lebih bersih. Dengan demikian, bahan bakar hidrogen menjadi semakin sempurna.
Pohon Nano akan menangkap cahaya Matahari. Selanjutnya, cahaya akan digunakan untuk memecah molekul air menjadi hidrogen dan oksigen. Gas hidrogen yang dihasilkan lalu dipanen.
Deli Wang, mahasiswa lain yang juga terlibat penelitian, mengatakan bahwa struktur nano vertikal memiliki keunggulan sebab bisa menyerap lebih banyak cahaya Matahari.
Keunggulan struktur vertikal sama seperti pohon yang menjulang ke atas, didukung batang, cabang dan ranting. Struktur semacam ini memungkinkan penyerapan lebih banyak daripada pemantulan.
Struktur vertikal juga memaksimalkan ekstraksi gas hidrogen. Jika struktur datar dan lebar, gelembung gas harus cukup besar untuk mencapai permukaan.
"Selain itu, dengan struktur ini, kami telah meningkatkan 400 kali permukaan untuk mendukung reaksi kimia," kata Sun seperti dikutip Physorg, Rabu (7/3/2012).
Dalam jangka panjang, Pohon Nano akan dikembangkan lagi sehingga bisa menyerap CO2, persis seperti pohon yang melakukan fotosintesis. Dengan cara ini, emisi CO2 bisa dikurangi.
Peneliti juga akan mencari material alternatif seng oksida. Pasalnya, meski bisa menyerap sinar UV, seng oksida kurang stabil sehingga mempengaruhi umur Pohon Nano.

Wakatobi Akan Jadi Cagar Biosfer Dunia

Wilayah Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, segera ditetapkan menjadi kawasan cagar biosfer dunia oleh UNESCO.
”Badan PBB yang menaungi bidang pendidikan dan kebudayaan itu akan bersidang menetapkan Wakatobi sebagai kawasan cagar biosfer dunia di Paris pada April 2012,” kata Bupati Wakatobi Hugua, Rabu (7/3/2012).
Menurut Hugua, ada tiga kepentingan yang dilindungi UNESCO dalam menetapkan Wakatobi sebagai pusat cagar biosfer dunia, yakni kearifan lokal masyarakat Wakatobi, kelestarian lingkungan, dan kepentingan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.
Ia mengatakan, kearifan lokal yang dilindungi di Wakatobi menyangkut tradisi budaya masyarakat Wakatobi dalam memperlakukan alam dan mengambil sesuatu dari Tuhan.
”Masyarakat Wakatobi sangat menghargai alam sekitar karena alam dengan segala kemurahannya menyediakan segala sumber kehidupan manusia cukup berkelimpahan,” katanya.
Sedangkan kelestarian lingkungan perlu dilindungi karena kawasan perairan laut Wakatobi memiliki keragaman terumbu karang dan biota laut yang cukup tinggi dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain yang ada di dunia.
”Jumlah spesies terumbu karang di perairan laut Wakatobi mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu karang dunia. Di Laut Karibia yang banyak dikunjungi wisatawan terutama penyelam, hanya memiliki 50 spesies terumbu karang, sedangkan Laut Merah hanya 300 spesies,” katanya.
Menurut Hugua, kawasan perairan laut Wakatobi dengan luas sekitar 1,5 juta hektar menyimpan potensi sumber daya alam perairan laut, sekitar 90 persen dari total potensi sumber daya kelautan yang ada di seluruh dunia.
Sedangkan kepentingan ekonomi yang perlu dilindungi adalah bagaimana masyarakat di kawasan Wakatobi dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan.
Pemerintah Indonesia sendiri melalui Kementerian Kehutanan sejak tahun 1996 sudah menetapkan kawasan perairan laut Wakatobi seluas 1,3 juta hektar sebagai kawasan Taman Laut Nasional Wakatobi.
Namun, dengan status taman laut nasional, yang dilindungi hanya kelestarian alam bawah laut Wakatobi, sedangkan masyarakat dan kepentingan ekonomi berkelanjutan tidak mendapat perlindungan.
”Dengan status sebagai pusat cagar biosfer dunia, minimal melindungi tiga kepentingan, yakni kearifan lokal masyarakat, kelestarian lingkungan, dan kepentingan ekonomi berkelanjutan,” kata Hugua.

Selasa, 06 Maret 2012

Perguruan Tinggi Jangan Diam, Lawan Korupsi

Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan mengatakan, perguruan tinggi harus aktif melakukan perlawanan terhadap korupsi. Menurutnya, perguruan tinggi merupakan gerbang akhir dalam membangun integritas melawan korupsi.
Ia menjelaskan, saat ini kampus yang dipimpinnya telah mewajibkan mata kuliah Anti Korupsi sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dengan bobot dua SKS. Ia mengatakan, kewajiban setiap mahasiswa mengambil mata kuliah tersebut diharapkan dapat membentuk karakter anti korupsi.
"Membangun integritas anti korupsi itu harus mulai dari keluarga, tapi perguruan tinggi tak boleh diam," kata Anis pada acara deklarasi kampus melawan korupsi, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Salemba, Jakarta, Senin (5/3/2012).
Yang menjadi masalah, kata dia, masyarakat hanya mengetahui korupsi sebagai sesuatu yang salah dan tidak baik. Akan tetapi di sisi lainnya masyarakat dinilai kurang memahami tindak-tanduk korupsi dalam kesehariannya.
Untuk itulah ia menarik permasalahan korupsi ke dalam proses pendidikan. Selain mengupayakan pendidikan sebagai zona yang bebas korupsi, tetapi juga untuk menterjemahkan praktik korupsi yang terjadi di dalam keseharian.
"Korupsi adalah urusan semesta, perjuangan semuanya. Itulah mengapa kita masuk," pungkasnya.

Mengimplementasikan Budaya Kepemimpinan di Sekolah

Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) 12 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, yang menjadi sekolah negeri  berbasis karakter kepemimpinan di Indonesia, menggelar pelatihan Implementasi Budaya I. Pelatihan yang digelar beberapa hari lalu ini, diikuti oleh para guru, komite shttp://assets.kompas.com/data/photo/2012/02/09/1611514620X310.jpgekolah, serta staf administrasi SDSN 12 Benhil.http://assets.kompas.com/data/photo/2012/02/09/1611514620X310.jpg

Implementasi Budaya I merupakan bagian dari penerapan program The Leader in Me, setelah sebelumnya ada Vision Day dan pelatihan The 7 Habits of Highly Effective Educators oleh Dunamis Foundation. Direktur Dunamis Foundation Andiral Purnomo mengatakan, The Leader in Me merupakan program membangun karakter anak didik sejak dini melalui pengembangan karakter kepemimpinan pendidikan  dengan pembentukan budaya sekolah.

Proses implementasi diawali dengan pembentukan budaya kepemimpinan di sekolah yang meliputi tiga tahapan yaitu Vision Day, Pelatihan The 7 Habits of Highly Effective Educators, dan Pelatihan Implementasi Budaya Level 1. Fase ke-2 dalam tahap implementasi adalah aplikasi penggunaan alat bantu untuk penerapan budaya kepemimpinan di sekolah dan ditunjang dengan pelatihan Implementasi Budaya Level 2. Sementara itu, fase ke-3 implementasi adalah memaksimalkan hasil dari penerapan budaya kepemimpinan.

“Tujuan dari pelatihan implementasi budaya level 1 adalah untuk mempersiapkan guru dan manajemen sekolah untuk mengimplementasikan budaya kepemimpinan di SDSN 12 Benhil,” tambah Andiral.

Pelatihan implementasi budaya level 1 The Leader in Me di SDSN 12 Benhil difasilitasi langsung oleh Andiral  dan membahas mengenai enam pilar pendukung penerapan The Leader in Me yang menggunakan pendekatan menyeluruh termasuk dengan pemberian keteladanan (modeling),  lingkungan sekolah yang mendukung (environment: lihat-dengar-rasa), materi ajar (curriculum),  cara penyampaian (instruction),  hingga  system (systems), dan tradisi kepemimpinan (traditions) yang diselaraskan dengan visi dan misi sekolah bersangkutan.

Program The Leader in Me menggunakan pendekatan menyeluruh (whole-school approach). Pendekatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada siswa, melainkan juga kepada  guru, manajemen sekolah hingga  orang tua murid untuk memiliki karakter kepemimpinan melalui  prinsip universal  7 Habits. Program The Leader in Me sendiri diadopsi dari prinsip The 7 Habits of Highly Effective People karya DR. Stephen R. Covey yang telah disesuaikan penerapannya untuk lingkungan sekolah.

Para siswa SDSN 12 Benhil pun diharapkan dapat belajar bagaimana menerapkan The 7 Habits dalam kegiatan mereka sehari-hari, baik dalam pelajaran dan perilaku sehari-hari. Program diberikan kepada anak didik melalui transfer knowledge dari para pendidik, baik melalui materi ajar kurikulum, juga melalui teladan seluruh guru dan komponen sekolah, hingga praktek-praktek kepemimpinan di dalam dan luar kelas.