Pagi, B-Con Plaza di Beppu, Jepang, sudah terlihat sibuk. Ada tawa terdengar di sana-sini, bersama riuh langkah kaki para mahasiswa baru Ritsumeikan Asia Pacific University (APU). Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB.
Hari itu adalah seremoni masa orientasi bagi mahasiswa baru. Kurang lebih selama sepekan, mereka akan berkenalan dengan kampus yang bakal menjadi tempat belajar selama minimal empat tahun ke depan.
Namun, tak ada aura penggojlokan menguar di area kampus tersebut. Justru, ada warna-warni yang muncul, terutama dari para mahasiswa internasional.
Pada seremoni itu, para mahasiswa internasional diminta mengenakan pakaian khas negara masing-masing, bila memungkinkan. Tak heran, pada pagi itu ada banyak orang berseliweran mengenakan kebaya dan batik. Betul, mereka adalah mahasiswa baru dari Indonesia.
“Di sini (APU) memang begitu. Di acara entrance ceremony akan terasa warna-warni budaya dari banyak negara," ungkap Aisyah Fakhriyah Ahmad Wadi, salah satu mahasiswa asal Indonesia. Aisyah memang bukan mahasiswa baru, tetapi dia ikut mengisi seremoni tersebut. "Saya akan pakai baju bodo—pakaian khas Makassar—besok,” ujar dia.
Masuk APU pada 2014, Aisyah menjadi pembawa acara untuk upacara penerimaan mahasiswa baru angkatan 2016, pada Jumat itu. Dia membawakan agenda presentasi pengenalan kegiatan kampus dan pertunjukan oleh mahasiswa.
Agenda orientasi, Aisyah pun lalu bertutur tentang acara orientasi mahasiswa baru di kampusnya. Agenda acara orientasi, kata Aisyah, lebih banyak membahas kehidupan mahasiswa kampus dan bimbingan untuk mandiri selama belajar.
“Tidak ada senioritas sama sekali. Saat acara orientasi, senior berperan sebagai pembimbing mahasiswa baru agar tetap survive,” ungkap dia.
Hari itu adalah seremoni masa orientasi bagi mahasiswa baru. Kurang lebih selama sepekan, mereka akan berkenalan dengan kampus yang bakal menjadi tempat belajar selama minimal empat tahun ke depan.
Namun, tak ada aura penggojlokan menguar di area kampus tersebut. Justru, ada warna-warni yang muncul, terutama dari para mahasiswa internasional.
Pada seremoni itu, para mahasiswa internasional diminta mengenakan pakaian khas negara masing-masing, bila memungkinkan. Tak heran, pada pagi itu ada banyak orang berseliweran mengenakan kebaya dan batik. Betul, mereka adalah mahasiswa baru dari Indonesia.
“Di sini (APU) memang begitu. Di acara entrance ceremony akan terasa warna-warni budaya dari banyak negara," ungkap Aisyah Fakhriyah Ahmad Wadi, salah satu mahasiswa asal Indonesia. Aisyah memang bukan mahasiswa baru, tetapi dia ikut mengisi seremoni tersebut. "Saya akan pakai baju bodo—pakaian khas Makassar—besok,” ujar dia.
Masuk APU pada 2014, Aisyah menjadi pembawa acara untuk upacara penerimaan mahasiswa baru angkatan 2016, pada Jumat itu. Dia membawakan agenda presentasi pengenalan kegiatan kampus dan pertunjukan oleh mahasiswa.
Agenda orientasi, Aisyah pun lalu bertutur tentang acara orientasi mahasiswa baru di kampusnya. Agenda acara orientasi, kata Aisyah, lebih banyak membahas kehidupan mahasiswa kampus dan bimbingan untuk mandiri selama belajar.
“Tidak ada senioritas sama sekali. Saat acara orientasi, senior berperan sebagai pembimbing mahasiswa baru agar tetap survive,” ungkap dia.
Agenda itu mulai dari bimbingan-bimbingan student life guidance—pengenalan hak dan kewajiban serta adaptasi mahasiswa di kampus, course registration—, penyususunan rencana studi, pengenalan seluk-beluk kampus, hingga acara untuk menjalin keakraban.
Beberapa agenda utama digeber pada Jumat. Acara tak lalu bikin jenuh karena pada bagian akhir ada pertunjukan seni dari grup mahasiswa senior.
Beberapa agenda utama digeber pada Jumat. Acara tak lalu bikin jenuh karena pada bagian akhir ada pertunjukan seni dari grup mahasiswa senior.
Mahasiswa Indonesia di Jepang
Berdasarkan riset Nikkei pada Juli 2016, APU merupakan kampus di peringkat teratas yang dinilai paling antusias dan siap menghadapi globalisa
Bahkan, di kampus itu mahasiswa Indonesia juga dikenal sebagai pelajar-pelajar aktif di organisasi kampus. Tiap tahun, grup mahasiswa APUIna juga rutin mengadakan INAweek—acara tahunan selama sepekan yang khusus mengenalkan seni, budaya, dan kuliner asal Inndonesia.
Khusus untuk penyambutan mahasiswa baru pada September 2016, otoritas kampus juga meminta mahasiswa Indonesia menjadi salah satu perwakilan yang memberi pidato.
Zena adalah mahasiswa baru yang juga penerima beasiswa dari APU. Dalam pidatonya, Zena berbicara tentang kemanusiaan, perdamaian, serta bagaimana menjadi masyarakat berkualitas yang hidup di tengah lingkungan multikultural dan berpikir global.
Selamat datang di kampus tanpa senioritas pada hari-hari orientasi....
Penulis | : Sri Noviyanti |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar