Tugas mengajarkan kemampuan tersebut tentu tidak bisa dibilang mudah. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah melalui program The Leader in Me (TLIM), yakni program berlisensi FranklinCovey yang menanamkan kepemimpinan di seluruh aspek sekolah.
Program ini memberikan kesempatan tidak hanya kepada siswa, tetapi juga kepada guru, manajemen sekolah, hingga orang tua murid untuk memiliki karakter kepemimpinan melalui prinsip universal 7 habits. Yakni, be proactive, begin with the end in mind, put first things first, think win-win, seek first to understand-then to be understand, synergize, dan sharpen the saw.
Menurut Rasyid Izada, pembina Yayasan An-Nisaa, yang sudah menjalankan program TLIM di sekolahnya, program ini sangat menunjang ajaran 10 adab yang sudah lebih dulu ditanamkan di sekolahnya sejak jenjang TK hingga SMA.
Kesepuluh adab itu adalah damai, syukur, peduli, jujur, amanah, disiplin, kebersamaan, rendah hati, sabar, dan ikhlas. Akan tetapi,menurut Rasyid, 10 adab itu dinilainya masih belum sempurna. Setidaknya setelah ia mengenal program the leader in me.
"Setelah kami pelajari, program the leader in me ini baik digunakan sebagai penunjang 10 adab. Kami ingin mencetak true leadership yang berhati nurani. Karena pemimpin sekarang banyak yang tidak bernurani," ungkapnya di sela acara Leadership Day di Jakarta (3/4).
Sementara itu, ditemui terpisah, Executive Director PSKD Mandiri, Tya Adhitama mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, program the leader in me merupakan infrastruktur yang mendukung pembangunan karakter siswa di sekolah dengan tujuan mencetak pemimpin masa depan yang efektif.
Atas dasar keberhasilannya menerapkan program tersebut, PSKD Mandiri menjadi sekolah pertama di dunia (di luar Amerika Serikat) yang menjadi benchmark dalam penerapan program the leader in me.
"Tujuan kami ingin mencetak pemimpin yang memiliki karakter nasional. Pemimpin yang efektif bukan karena memiliki jabatan, tapi memiliki jiwa kepemimpinan dari dalam dirinya," pungkas Tya.
Penerapan program TLIM di sekolah antara lain berusaha menanamkan pola pikir pentingnya pembuatan perencanaan, penentuan skala prioritas, kerja sama, pentingnya mendengarkan orang lain sebelum kita berbicara, serta pentingnya memiliki kehidupan yang seimbang.
Salah satu kisah keberhasilan program TLIM di Amerika Serikat terjadi di AB Combs Leadership Magnet Elementary School, sebuah sekolah dasar negeri di Amerika. Bersama dengan staf sekolah, Muriel mengembangkan sekolah berbasis karakter kepemimpinan dengan menengali dan mengembangkan bakat unik yang dimiliki setiap siswa serta membangun kekuatan yang mereka miliki. Di bawah kepemimpinan Summers, dari tahun ke tahun sekolahnya berhasil meraih prestasi akademis di atas rata-rata.
Keberhasilan yang diraih sekolah tersebut juga mengantarkan A.B.Combs meraih berbagai penghargaan antara lain the Number One National Magnet School in America hingga the National Elementary School of the Year.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar