Selasa, 16 Desember 2014

Mari Mencicipi Sambal Belut

KULINER dari daging belut memang belum populer. Tapi, bukan berarti hidangan dari ikan bertubuh panjang seperti ular dan licin itu tak bisa disulap menjadi sajian nan nikmat. Misalnya, sambal belut dan belut goreng.
Penasaran, dong, ingin mencicipi? Nah, kalau Anda sedang berlibur atau bertugas ke Yogyakarta, jangan lupa mampir ke Warung Sambel Welut Pak Sabar. Kedai milik Sabar yang berdiri tahun 1996 silam ini terletak di Jalan Imogiri Barat KM 6 Dokaran, Banguntapan, Kabupaten Bantul.
Tak terlalu sulit menemukan kedai yang buka dari jam 10 pagi sampai 10 malam ini. Dari pusat Kota Yogyakarta, arahkan saja kendaraan Anda ke selatan menuju Pojok Benteng Timur. Jika datang dari Jalan Brigjen Katamso, belokkan kendaraan Anda ke kiri. Di pertigaan pertama, belok kanan masuk ke Jalan Sisingamangaraja. Susuri jalan ini hingga bertemu Jalan Lingkar alias Ringroad Selatan.
Dari situ, Anda masih harus berjalan lurus ke selatan sekitar 1,5 kilometer. Lalu, belokkan kendaraan Anda masuk ke gang keempat yang berada di sisi kiri. Setelah menyeberang jembatan, Anda akan menemukan papan nama bertuliskan Warung Sambel Welut Pak Sabar di dekat masjid yang ada di sebelah kanan jalan. Kedai tersebut agak menjorok ke dalam, tak jauh dari masjid.
Bangunan kedai ini sebetulnya biasa saja, jauh dari kesan mewah. Dindingnya terbuat dari kayu dan bambu. Di dalam kedai, tersedia belasan kursi dan meja panjang yang bisa menampung pengunjung lebih dari 50 orang. Meski sederhana dan letaknya agak terpelosok, dari pigura foto yang terpajang di dinding, Anda bisa tahu, tak sedikit selebritas yang pernah singgah ke kedai ini.
Sesuai namanya, hidangan favorit kedai ini adalah sambal belut. Tentu, tak lengkap menikmati sambal belut tanpa belut goreng ataupun oseng belut cabai hijau. Dan, Sabar mematok harga hidangan bukan dalam satuan porsi, melainkan dalam satuan kilogram bobot belut hidup. Untuk semua hidangan, harganya sebesar Rp 75.000 sekilogram.
Cuma, Anda tak harus memesan satu hidangan hingga satu kilogram, lo. Kalau cuma berdua, Anda bisa, kok, memesan sambal belut satu porsi yang biasanya dibuat dari tiga ons belut. Namun, khusus oseng belut, Anda harus memesan minimal 0,5 kg belut.
Pakai tungku kayu
Setelah memesan, Anda harus rela menunggu cukup lama. Maklum, belut yang dihidangkan di kedai ini merupakan belut segar. Setelah Anda memesan, barulah Sabar mengolah belut yang masih hidup untuk dijadikan hidangan spesial sesuai pesanan. Tapi, kalau tak ingin menunggu terlalu lama, Sabar menyarankan, Anda memesan lewat telepon terlebih dahulu. Soalnya, “Kalau sedang ramai, pengunjung bisa menunggu hingga dua jam,” ungkap Sabar.
Setelah matang, sambal belut bersama belut goreng dan oseng belut yang masih hangat bakal tersaji di meja, ditemani lalap mentimun, daun kemangi, dan daun bayam rebus. Oseng belut yang bertabur potongan tomat dan sayuran tampak menarik. Namun, belut gorengnya juga tak kalah menggoda.
Tentu saja, yang pertama mesti dinikmati adalah menu andalan racikan Sabar: sambal belut. Warna hidangannya memang tampak pucat, meski berhias gerusan cabai merah dan cabai hijau. Namun, saat sampai di mulut, rasanya sungguh menggugah selera.
Rasa gurih dari daging belut berpadu dengan rasa pedas nan segar. Sangat nikmat disantap bersama nasi yang masih hangat. Mantap. Oh, iya, Anda bisa memesan tingkat kepedasan sambal belut sesuai selera.
Sebetulnya, Sabar menjelaskan, bumbu sambal belut buatannya biasa saja, lantaran terbuat dari bawang, garam, cabai. Yang bikin istimewa, Sabar menambahkan kencur untuk menghasilkan aroma dan rasa yang segar.
Selain itu, proses memasaknya juga beda. Pertama-tama belut digoreng setengah matang lalu diambil dagingnya. Kemudian, daging belut ditumbuk bersama bumbu. “Kalau orang lain, daging tidak dipisah sehingga tulang belut ikut ditumbuk,” katanya.
Tentu, sayang membiarkan belut goreng tergeletak begitu saja. Apalagi, dagingnya begitu empuk. Rasanya gurih dan nikmat. Cocok menjadi teman sambal belut. Daging belut goreng itu juga tak bau amis karena Sabar menambahkan kunyit ke dalam bumbunya.
Oseng belut bikinan Sabar juga tak kalah nikmat. Perpaduan rasa gurih dan manis yang menyegarkan bakal memanjakan lidah Anda. Oh, iya, semua hidangan racikan Sabar dimasak menggunakan tungku kayu. Cara ini sengaja dipilih Sabar agar hidangannya menghasilkan rasa yang lebih nikmat dan bebas dari bau minyak.
Untuk teman makan, ada teh manis dengan gula batu yang bakal menyegarkan kerongkongan Anda. Jadi, silakan mampir ke kedai ini saat Anda pergi ke Yogyakarta.

Belajar Kearifan Lokal di Baduy


BERKUNJUNG ke permukiman suku Baduy Dalam di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, wisatawan tak melulu menikmati indahnya panorama. Perjalanan itu juga menimbulkan kesadaran, betapa manusia modern perlu belajar lagi tentang keluhuran nilai-nilai adat yang kian ditinggalkan.

Deru napas kami nyaring terdengar saat menyusuri lembah dan bukit. Letih yang mendera sedikit terobati oleh pemandangan menawan. Di puncak bukit tampak ladang, hutan, dan jalan setapak berkelok-kelok. Beberapa jembatan bambu menjadi obyek lain yang membuat kami terpukau.

Jembatan-jembatan itu bergoyang-goyang, namun tetap kuat dilewati puluhan wisatawan. Beberapa wisatawan perempuan menjerit dan tertawa saat melewati jembatan dengan panjang hingga 50 meter. Tak pelak lagi, jembatan bambu itu menjadi sasaran kami berfoto-foto dan selfie.

”Perjalanan penuh perjuangan, tapi pemandangannya sungguh menakjubkan. Banyak pohon rindang. Sungai pun jernih,” tutur Astuti (34), wisatawan dari Jakarta.

Sore di akhir November 2014 itu, kami yang tergabung dalam rombongan Teropong Adventure dengan anggota 19 orang memulai perjalanan. Sapaan warga sudah menghampiri kami sejak tiba di Terminal Ciboleger, perhentian kendaraan terakhir sebelum berjalan kaki dengan tujuan akhir Baduy Dalam.

Riuh rendah anak-anak menyambut wisatawan, menawarkan tongkat kayu. Tongkat sepanjang 1,5 meter dengan harga hanya Rp 3.000 itu cukup berguna, terutama pada musim hujan seperti saat ini.

Jalur menuju Baduy Dalam memang tergolong berat, terutama saat musim hujan. Jarak sekitar 10 kilometer ditempuh dalam lima jam. Kami tiba di salah satu kampung yang dihuni suku Baduy Dalam, yakni Cibeo, sekitar pukul 20.30.

Warga menerima kami dengan ramah. Di rumah tempat bermalam, rombongan disambut makan malam yang hangat. Kelelahan dan kelaparan sudah tentu membuat kami menyantap hidangan dengan lahap.


Udara dingin dan perut kenyang membuat kami cepat-cepat membuka kantong tidur. Kami pun terlelap. Warga Baduy Dalam umumnya tak terjaga hingga larut malam. Sekitar pukul 22.00, kampung itu sudah senyap. Namun, mereka bangun jauh sebelum matahari terbit. Sekitar pukul 04.00, warga sudah memasak, pergi ke ladang, dan menumbuk padi.

Aldi (24), salah seorang warga, berkisah tentang kehidupan sehari-hari Baduy Dalam. Warga tabu menggunakan bahan kimia yang berpotensi mencemari lingkungan. Jika mandi, misalnya, mereka tidak boleh memakai sabun. ”Kami pakai dedaunan dari pohon tertentu, digosok di batu, dan diusapkan di badan. Gosok gigi pakai sabut kelapa,” ujarnya.

Demikian pula pengelolaan sawah tidak menggunakan pupuk kimia. ”Kami pakai daun mengkudu yang ditumbuk dan disebar sebagai pupuk. Bisa juga pakai kulit jeruk atau kotoran ayam,” kata Aldi. Warga juga dilarang menggunakan sarana transportasi apa pun. Mereka berjalan kaki ke mana-mana.

Aldi sudah 12 kali ke Jakarta. Semua perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki. Padahal, perjalanan dari Baduy Dalam ke Jakarta membutuhkan waktu hingga tiga hari. ”Saya pernah ke salah satu kantor stasiun televisi. Lalu, kami ke Monas (Monumen Nasional). Tim stasiun televisi naik mobil, saya jalan kaki,” kata Aldi tertawa.

Pantangan menggunakan peralatan elektronik membuat permukiman Baduy Dalam terasa hening. Kampung lain yang dihuni Baduy Dalam adalah Cikeusik dan Cikartawana.

Semua warga Baduy Dalam pun mengenakan ikat kepala. ”Warnanya putih. Itu semacam tanda kesucian. Kalau sudah dewasa, ikat kepala harus dipakai. Saat mandi dan tidur saja dilepas,” ujar Sangsang (32), warga Baduy Dalam.

Sangsang menambahkan, warga Baduy Dalam tidak menjual beras yang mereka panen. Beras disimpan di lumbung padi (leuit) untuk mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri. Strategi ketahanan pangan membuat Baduy Dalam selalu terhindar dari kelaparan.

Singgah di Baduy Dalam mengingatkan kami akan kearifan lokal yang diterapkan dalam keseharian nenek moyang berabad-abad. Baduy Dalam tetap terbebas dari polusi asap knalpot, kontaminasi bahan kimia, dan krisis pangan.

Rasanya belum puas berbincang-bincang dan mengamati kebajikan Baduy Dalam saat hari beranjak siang. Kami harus berkemas-kemas. Selain pengetahuan baru, kami tentu membawa buah tangan saat pulang. Beberapa warga mendatangi rumah tempat kami menginap.

Di teras bambu, mereka menjajakan tiga keranjang penuh kerajinan. Gantungan kunci, misalnya, dijual seharga Rp 5.000, kain tenun berukuran panjang 150 sentimeter dan lebar 20 sentimeter seharga Rp 50.000, dan tas anyaman serat kulit kayu seharga Rp 20.000. Selain itu, dijual pula madu yang diambil dari hutan sekitar.

Harga madu Rp 35.000 dalam botol dengan isi sekitar 350 mililiter. Setelah membeli oleh-oleh, kami kembali menyusuri hutan rimbun.

Setelah berjalan kaki empat jam, kami tiba di Terminal Ciboleger untuk naik minibus. Ciboleger berjarak sekitar 40 kilometer dari Rangkasbitung, ibu kota Lebak. Waktu tempuh dari Ciboleger ke Rangkasbitung sekitar dua jam. Sementara jarak Ciboleger dari Jakarta sekitar 130 kilometer dengan waktu tempuh empat jam. Pilihan lain adalah kereta api dari Stasiun Tanah Abang, Jakarta, ke Rangkasbitung, dilanjutkan dengan angkutan umum ke Ciboleger.

Sabtu, 13 Desember 2014

Laknat Rasulullah untuk Praktik Gratifikasi

Gratifikasi (ilustrasi)
Perilaku gratifikasi pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Al-Lutaibah yang diberi tugas sebagai pengelola zakat, lantas ia menyalahgunakan tugasnya (jabatan) untuk memperkaya diri. Suatu hari, Ibnu Al-Lutaibah seorang petugas zakat datang menghadap Rasulullah SAW untuk melaporkan dan menyerahkan hasil penarikan zakat dengan mengatakan: “Ini untukmu, dan yang ini telah dihadiahkan kepadaku!”
Rasulullah SAW seketika tersentak mendengar laporan keuangan zakat dari amil beliau yang berasal dari suku Uzdi. Dengan geram dan heran Rasulullah SAW berdiri di atas mimbar seraya mengatakan: “Ada apa gerangan seorang petugas yang kami utus untuk menjalankan suatu tugas lalu mengatakan: “Ini untukmu
(Wahai Rasulullah), dan yang ini telah dihadiahkan untukku!”

Kenapa ia tidak duduk saja di rumah bapak dan ibunya, lalu ia melihat apakah ia diberi hadiah atau tidak?”
Lanjutnya, “Demi Tuhan yang jiwa kalian berada di tangan-Nya, bahwa tiada yang membawa sesuatupun dari hadiah-hadiah tersebut kecuali ia akan membawanya sebagai beban tengkuknya pada hari kiamat.” (HR Imam Ahmad).
Melalui kisah di atas Rasulullah SAW menegaskan tentang larangan (haramnya) bagi pejabat atau pegawai di lingkungan manapun menyalahgunakan jabatannya untuk memperkaya diri dengan menerima gratifikasi di luar hak yang telah ditentukan untuknya.
Menurut UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto UU No. 20/2001 bab penjelasan Pasal 12B ayat (1), gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tan
pa bunga, tiket perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengungkapkan, sesuai Pasal 12B UU No. 20/2001, setiap gratifikasi pada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap sebagai pemberian suap, bila berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajibannya. Dalam Islam, seorang pegawai atau pejabat dianggap sebagai pengkhianat negara jika ia menerima gratifikasi terkait tugasnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Gratifikasi untuk pegawai atau pejabat adalah khianat” (HR Ahmad dan
Baihaqi).
Islam telah melarang dengan tegas memakan harta dengan cara yang tidak dibenarkan, termasuk harta dari hasil gratifikasi (QS al-Baqarah [2]: 188). Di kalangan masyarakat gratifikasi biasa disebut dengan banyak istilah, seperti money politics, uang sogok, uang kompromi, dan sejenisnya, tetapi esensinya
adalah suap.
Terkait suap, Rasulullah SAW melaknat penyuap dan orang yang menerima suap (HR Abu Daud). Dalam hadits yang lain, Rasul SAW pun melaknat penghubung antara penyuap dan yang disuap (HR
Hakim). Wallahu a’lam.

Senin, 08 Desember 2014

Pakai Nuklir, Baterai Ponsel Bisa Tahan 5 Tahun

Penggunaan teknologi nuklir sebagai sumber daya energi di masa datang patut dipertimbangkan karena dapat menghemat penggunaan daya dalam memenuhi beragam kebutuhan manusia.

Salah satunya adalah ponsel pintar yang sudah menjadi kebutuhan primer namun memiliki masalah klasik yang belum terpecahkan, boros baterai yang membuatnya hanya bertahan maksimal 24 jam.

"Dengan menggunakan teknologi nuklir penggunaan baterai ponsel pun bisa dihemat hingga lima tahun sekali isi," kata Direktur Utama PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) Persero, Yudiutomo Ismarjdoko, saat berbicara pada konferensi "Strategi Sumber Daya Manusia Dalam Memenangkan MEA 2015", di Jakarta, Selasa (2/12/2014), seperti dikutip Antara.

Menurut Yudiutomo, selama ini masyarakat Indonesia umumnya masih saja terlalu takut jika mendengarkan kata-kata nuklir.

Padahal dengan teknologi nuklir segala kebutuhan manusia mulai dari pengadaan pasokan listrik, kebutuhan dunia kedokteran, pertanian hingga kebutuhan komunikasi sudah menggunakan teknologi nuklir.

"Dengan menggunakan teknologi nuklir hasil pengayaan uranium sistem rendah, baterai ponsel bisa lima tahun sekali pengisian. Bayangkan dengan teknologi nuklir bisa menghemat keuangan konsumen," katanya.

Ia mengakui, tenaga nuklir masih sangat ditakuti oleh masyarakat Indonesia karena berbagai kontroversi padahal pada sistem baterai yang saat ini digunakan masyarakat sudah mengandung nuklir namun tidak di cantumkan.

"Kalau dicantumkan nuklir hampir pasti tidak akan dibeli, makanya digunakan nama lain lain," ujarnya.

Saat ini tambah Yudiutomo, teknologi nuklir yang dikembangkan Inuki beragam terutama untuk keperluan dunia kedokteran.

Salah satunya untuk memproduksi radio isotop Molybdenum-99 Fission atau MO99, bahan kimia yang digunakan untuk mendeteksi penyakit kanker dalam tubuh manusia.

Saat ini produksi radioisotop Inuki yang hasilnya diekspor ke hampir sebagian besar rumah sakit besar di Asia, termasuk ke sejumlah negara Eropa.

"Kita sudah mengembangkan teknologi nuklir dengan daya rendah. Sudah saatnya untuk mengembangkan nuklir untuk kebutuhan energi," katanya.

Untuk menjadi negara yang lebih maju ekonominya, pemerintah sudah harus mengembangkan Pembangkit Listrik Negara Listrik (PLTN) sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi nasional.

"Tidak ada yang harus ditakutkan soal nuklir. Jika segala sesuatunya dijalankan sesuai dengan ketentuan maka reaktor nuklir tidak akan menjadi masalah. Jadi tidak perlu ditakuti, energi minyak akan segera habis maka butuh PLTN untuk memenuhi energi masyarakat," ujarnya.

Menurut Yudiutomo, merupakan tugas pemerintah mensosialisasikan betapa nuklir tersebut sangat bermanfaat.

Ia mencontohkan, Tiongkok dan Korea Selatan pada tahun 1958 belajar soal riset nuklir dari Indonesia, namun kedua negara tersebut saat ini jauh lebih maju karena sudah memiliki puluhan PLTN.

Untuk itu, Yudiutomo berharap agar pemerintah dan masyarakat harus mengubah jalan pemikiran mengenai tenaga nuklir. Jika tidak, negara hanya akan menjadi konsumen dari negara produsen nuklir.

Minggu, 07 Desember 2014

Wisata Sehari di Toraja Utara

NAMA Toraja sangat dikenal wisatawan mancanegara. Meski jarak dari Makassar (Sulawesi Selatan) ke Toraja memakan waktu hampir 8 jam lewat darat, tetap tak menyurutkan wisatawan untuk datang ke destinasi wisata yang sarat adat istiadat yang unik dan menarik tersebut.

Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Ketut Ardana, destinasi wisata Toraja sudah sejak lama dikenal wisatawan, terutama wisatawan Eropa. Larangan terbang terhadap maskapai penerbangan Indonesia oleh Uni Eropa mengakibatnya menurunnya jumlah wisatawan Eropa ke Indonesia termasuk ke Toraja. "Selama ini, wisatawan Eropa yang ke Toraja selalu dipasok dari Bali," kata Ardana.


Kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun di Kete Kesu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Dalam Famtrip Destination Management Organization (DMO) Toraja bersama para biro perjalanan dari Bali, Yogyakarta, Jakarta, Singapura dan Malaysia mengunjungi beberapa obyek wisata di Kabupaten Toraja Utara. Berikut beberapa obyek wisata menarik di wilayah tersebut.

1. Museum Ne' Gandeng

Lokasinya berada di tengah sawah, di Desa Palangi, Kecamatan Sa'dan Balusu. Ketika rombongan famtrip tiba, satun-satunya jalan menuju Museum Ne' Gandeng, terutama dekat museum sedang dalam perbaikan. Terpaksa rombongan berjalan kaki tak sampai satu kilometer menuju lokasi. Justru berjalan kaki di pagi hari ini malah sangat dinikmati peserta famtrip.

Wisatawan akan melewati Jembatan Ne' Gandeng yang dibangun oleh Yayasan Keluarga Besar Ne' Gandeng. Ditambah lagi  pemandangan sawah di kiri-kanan jalan begitu memesona. Museum ini layak jual untuk wisatawan. Coba kalau padi di kiri-kanan jalan ini pas menguning, pasti berjalan menuju Museum Ne' Gandeng sangat dinikmati dan ditunggu-tunggu wisatawan," kata Ardana dengan optimis.

Museum Nek Gandeng, salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. 
Petrus Pasulu, anak bungsu Ne' Gandeng dari 11 bersaudara menuturkan tempat ini awalnya merupakan tempat pelaksanaan prosesi pemakaman Ne’ Gandeng yang meninggal pada tanggal 3 Agustus 1994. Menurut Petrus, ide pembangunan tempat ini yakni manusia Toraja sangat menghormati para leluhurnya. Semasa hidup Ne' Gandeng sangat memperhatikan kehidupan masyarakat sekitar. "Bahkan Ne' Gandeng usulkan listrik masuk desa dan biayanya dari menjual kerbau," tutur Petrus.

Di Museum Ne' Gandeng, wisatawan akan menemukan pondok permanen yang berbentuk rumah adat Toraja. Pondok ini dimasudkan sebagai tempat menginap keluarga dan tamu yang datang melayat. Di tempat inilah, selain digunakan oleh keturunan Ne' Gandeng untuk melaksanakan prosesi pemakaman adat Toraja juga diperuntukkan bagi siapa saja warga Toraja yang ingin menggelar acara serupa.

2. Pallawa

Setelah mengunjungi Museum Ne' Gandeng, perjalanan dilanjutkan menuju Pallawa, sekitar 12 km dari Kota Rantepao, Ibu Kota Kabupaten Toraja Utara. Di sini, akan dijumpai rumah adat Toraja yang dinamakan Tongkonan, di mana atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu.

Wisatawan berfoto dengan latar belakang rumah adat Toraja di Pallawa, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Namun saat ini sebagian bahan tongkonan menggunakan atap seng. Yang unik, di bagian depan terdapat susunan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat.

Sebelah kanan rumah adat Toraja biasanya ada lumbung. Kadang bangunan lumbung lebih bagus ketimbang rumah tempat tinggal. "Lumbung untuk menyimpan padi. Rumah itu lambang ibu, kalau lumbung simbol bapak karena bapak yang membuka lahan," kata pemandu wisata Lisa A Soba. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Batutumonga.

Kuburan batu di Tinambayo Lempo, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
3. Batutumonga

Selama perjalanan menuju Batutumonga, kami singgah di Deri 1 dan Tinambayo Lempo. Di sini terhampar sawah yang luas dan batu-batu besar teronggok di sembarang tempat. Keberadaan batu-batu besar ini bagi warga Toraja dijadikan sebagai liang atau kuburan batu. Biasanya satu keluarga memiliki satu tempat khusus. "Setiap tahun ada bersih-bersih kuburan, biasanya setelah panen. Baju jenazah yang disimpan diganti. Tandanya ada pintu, berarti ada jenazah," kata Soba.

Batutumonga terletak sekitar 24 km dari Kota Rantepao, lokasinya di lereng Gunung Sesean. Dari sini, wisatawan bisa melihat panorama alam yang sangat indah, seperti hamparan sawah yang tersusun rapi atau mirip dengan persawahan di Bali, dan Kota Rantepao dilihat dengan jelas.

Panorama alam dan hamparan sawah di Batutumonga, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Menurut Soba, waktu yang paling baik mengunjungi Batutumonga sekitar bulan Maret dan April atau saat musim panen padi berlangsung.

Jika perut keroncongan atau ingin menginap, jangan khawatir. Pasalnya di Batutumonga yang berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut ini tersedia tempat penginapan ataupun kafe untuk santap siang. Sewa tempat penginapan berbentuk rumah adat Toraja ini sekitar Rp 300.000. Rombongan lantas singgah di Mentirotiku untuk santap siang.

4. Bori

Perjalanan dilanjutkan menuju Kompleks Megalit Kalimbuang Bori, Kecamatan Sesean. Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang, wisatawan akan memasuki Situs purbakala Bori Parinding yakni kawasan kuburan batu dan rante yakni lapangan rumput yang khusus digunakan untuk upacara penguburan. Tempat ini juga dipenuhi batu menhir (batu berdiri).

Kompleks Megalit Kalimbuang Bori, di Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Di Kalimbuang Bori, menhir didirikan untuk menghormati pemuka adat atau keluarga bangsawan yang meninggal. Konon, bebatuan menhir ini ada yang berusia hingga ratusan tahun. Belum ada data pasti mengenai jumlah batu menhir di sini. Ada yang menyebut 102 buah, yakni terdiri dari 54 menhir kecil, 24 sedang dan 24 batu ukuran besar.

5. Ranteallo

Di Ranteallo, Kecamatan Tallunglipu ini, wisatawan akan menemukan rumah adat Toraja yang posisinya saling berhadap-hadapan. Yang unik, di rumah-rumah warga yanag berada di belakang rumah adat ditemukan kandang babi dan kerbau.

Kerbau belang di Ranteallo untuk upacara adat masyarakat Toraja. Harga sekitar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta.
Bagi warga Toraja, babi dan kerbau merupakan persembahan pada upacara adat. Mau tahu berapa berat dan harganya? Babi di Ranteallo ini memiliki berat di atas 200 kilogram seharga Rp 15 juta. Sementara kerbau belang di sini seharga sekitar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta.

6. Kete Kesu

Dikenal sebagai desa wisata di Kabupaten Toraja Utara. Letak Kete Kesu sekitar 4 kilometer sebelah tenggara Rantepao. Di Kete Kesu terdapat peninggalan purbakala berupa kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Teruslah berjalan mendekati tebing dan menaiki tangga.

Obyek wisata Kete Kesu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Di sini terdapat kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun.
Di sini wisatawan akan menemukan kuburan batu yang menyerupai sampan atau perahu yang menyimpan sisa-sisa tengkorak dan tulang manusia. Hampir semua kuburan batu diletakkan menggantung di tebing atau goa. Terkadang tengkorak dan tulang berserakan di samping peti jenasah.

Beberapa makam adat di Kete Kesu terlihat ditutup dengan jeruji besi untuk mencegah pencurian patung jenazah adat. Beberapa jenazah dapat dilihat jelas dari luar bersama dengan harta yang dikuburkan di dalamnya. Peti mati tradisional di Kete Kesu tidak hanya berbentuk seperti perahu, namun juga ada yang berbentuk kerbau dan babi dengan pahatan atau ukiran rapi. Menurut Soba, peti berukir kerbau berarti jenazah laki-laki, sedangkan peti berukir babi melambangkan jenazah perempuan.

Kuburan batu yang diperkirakan berusia ratusan tahun di Kete Kesu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Lelah naik dan turun tangga di Kete Kesu, deretan toko suvenir sudah menanti wisatawan untuk membeli oleh-oleh khas Toraja. Soba menuturkan, wisman yang mengunjungi Toraja didominasi wisatawan Perancis, Spanyol, Belanda, Italia dan Jerman. Apalagi di Toraja hampir setiap saat ditemukan upacara adat.

Bulan Desember merupakan puncak festival di Toraja, termasuk di Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Tana Toraja, di mana akan digelar "Lovely December" pada akhir Desember. Biasanya kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri akan membeludak datang ke Toraja dan hotel-hotel diperkirakan penuh tamu. Untuk mengunjungi obyek wisata di Kabupaten Toraja Utara dalam sehari, Soba mengenakan biaya sebesar Rp 1,2 juta untuk satu mobil berisi 4-5 orang. "Itu sudah termasuk sopir dan bahan bakar," katanya.

Jeruk Lemon

 
Hari minggu kemarin, saya ke salah satu pasar swalayan di kota saya untuk membeli beberapa keperluan rumah tangga. Salah satunya ialah membeli jeruk lemon yang saat itu sedang didiskon. Ternyata tidak banyak orang yang mendekati kotak tempat jeruk lemon tersebut dipajang. Saat saya sedang memilih jeruk lemon yang baik, saya didekati oleh seseorang yang menanyakan akan dibuat apakah jeruk lemon tersebut. Dan orang tersebut menanyakan khasiat dan manfaat jeruk lemon. Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa jeruk lemon berbeda dengan jeruk nipis. Di Indonesia, orang lebih mengenal jeruk nipis dibandingkan dengan jeruk lemon. Hal ini dikarenakan jeruk nipis lebih sering digunakan pada kehidupan sehari-hari. Jeruk nipis berbentuk bulat agak pepat ditengah, dengan kulit berwarna hijau. 
Buah dengan nama ilmiah Citrus aurantifolia ini memiliki bulir berwarna putih pucat dengan rasa asam sedikit pahit. Biasanya jeruk nipis digunakan sebagai penghilang amis pada ikan mentah, pemberi rasa segar pada soto ayam, dan lainnya. Sementara itu, jeruk lemon memiliki bentuk yang lebih besar, lonjong, dan ada muncungnya. Warnanya terkadang hijau kekuningan, tetap yang paling baik adalah yang berwarna kuning cerah. Rasanya lebih segar dan wanginya lebih tajam. Citrus x limon adalah nama alamiahnya. Biasanya dipakai sebagai bahan dasar aneka makanan misalnya ayam bumbu lemon, atau lemon pie, dan air lemon madu yang rasanya enak. Harga jeruk lemon dipasaran biasanya lebih mahal dibandingkan jeruk nipis.

Nah, saat ini saya akan membahas lebih lanjut mengenai manfaat dari jeruk lemon, yang belum banyak orang ketahui. Jeruk lemon walaupun rasanya asam, ternyata apabila dikonsumsi, bersifat basa yang tidak membahayakan lambung. Tidak hanya untuk dikonsumsi, jeruk lemon juga bisa digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Sejumlah masalah rumah tangga yang sederhana, bisa diselesaikan dengan menggunakan jeruk lemon. Beberapa manfaat, baik lemon untuk dikonsumsi ataupun untuk juga keperluan rumah tangga, akan kita bahas dibawah ini:
http://4.bp.blogspot.com/-4G8MMA_tDLk/UQfWkHIfcWI/AAAAAAAAAmM/Oz-nV4Ssda0/s320/kandungan-lemon-jeruk.jpg
  1. Membentuk tubuh ideal? Memang susah mencapai berat badan ideal dengan begitu banyak godaan yang membuat kita lapar. Jeruk lemon memiliki serat yang disebut serat pektin yang bisa mencegah rasa lapar dan menurunkan berat badan. Asam nitratnya walaupun tidak dapat membakar lemak, tapi bisa membantu metabolisme tubuh untuk membakar lemak.
  2. Air perasan jeruk lemon yang dicampur dengan air hangat dan madu dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan kita. Rasanya yang asam memiliki kandungan vitamin C yang tinggi antioksidan dapat menyembuhkan gangguan pencernaan, mual, kembung, atau masalah lambung. Apabila rutin di konsumsi, antioksidannya dapat membantu membuang sampah yang tidak dibutuhkan di usus kita, meningkatkan pergerakan usus, dapat mencegah pembentukan tumor dan mencegah risiko terkena penyakit kanker usus besar dan sembelit. 
  3. Manfaat jeruk lemon lainnya ialah untuk membantu tubuh kita membuang racun dan zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh melalui urine. Air perasan jeruk lemon juga dapat mencegah timbulnya batu ginjal dengan cara menghilangkan kalsium berlebihan yang terdapat dalam darah dan tubuh.   
  4. Bagi para wanita, air jeruk lemon ternyata sangat bermanfaat dalam menjaga kecantikan tubuh. Vitamin C dan antioksidan yang ada pada jeruk lemon dapat menangkal radikal bebas, meremajakan kulit sehingga lebih sehat dan cerah, dan mengurangi kerutan dan kusam pada kulit.
  5. Air perasan jeruk lemon yang dicampur dengan air hangat dan madu ternyata juga mampu mengatasi sakit tenggorokan. Vitamin Cnya dapat membantu meregenerasi sel-sel tubuh yang rusak dan madu dapat membunuh bakteri dan kuman yang menyebabkan sakit tenggorokan.
  6. Air jeruk lemon dapat membuat rambut lebih berkilau, sehat dan bercahaya. Air jeruk lemon juga dapat digunakan sebagai obat kumur alami untuk memutihkan gigi dan menghilangkan bau mulut.
  7. Untuk masalah rumah tangga, air jeruk lemon dapat membersihkan bekas teh ataupun kopi yang melekat pada gelas, membantu membersihkan kotoran sisa makanan yang melekat pada dinding mikrowave, menghilangkan noda minyak, dan membantu menghilangkan kerak pada bahan tembaga atau krom.
  8. Untuk kulit jeruk lemon, dapat digunakan untuk menghilangkan bau alias sebagai pewangi ruangan, mengusir serangga kecil, sebagai penambah rasa pada makanan, bahkan kulit jeruk lemon dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk menghias makanan atau minuman.

Sejumlah masalah baik kesehatan dan urusan rumah tangga, ternyata dapat diselesaikan dengan bantuan jeruk lemon. Konsumsilah air jeruk lemon secara rutin untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik. Dan memanfaatkan jeruk lemon dalam kegiatan rumah tangga dapat mengurangi biaya pengeluaran rumah tangga.

Senin, 12 Mei 2014

Tanpa Obat, MERS Bisa Sembuh Sendiri

Meskipun berpotensi mematikan, Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) tidak membutuhkan obat untuk mengatasi penyakitnya. Perawatan bagi pasien MERS hanya bersifat suportif untuk menunjang kondisi fisik pasien hingga penyakit sembuh dengan sendirinya.
 
Dokter spesialis paru Ceva W Pitoyo mengatakan, pada dasarnya penyakit yang disebabkan oleh virus bisa sembuh sendiri. Ini karena sifat virus yang memiliki limitasi waktu menginfeksi dan jika sudah melewati waktu tersebut, virus akan mati dan hilang.
 
"Virus merupakan salah satu organisme yang bersifat self limiting, jadi jika sudah melewati batasnya, infeksinya akan menghilang juga," jelasnya dalam konferensi pers terkait MERS di Jakarta, Jumat (9/5/2014).

Sejauh ini memang belum ada obat atau pun vaksinasi untuk mencegah penularan MERS. Penyakit ini menjadi mematikan karena daya tahan tubuh pasien yang tidak kuat menahan infeksi hingga waktu limitasi itu tiba. Ini umumnya disebabkan oleh komplikasi beberapa faktor, misalnya pasien sudah memiliki penyakit penyerta yang menurunkan daya tahan tubuhnya.
 
Penyakit-penyakit yang memperburuk kondisi daya tahan tubuh, khususnya yang berhubungan dengan penyakit pernapasan, antara lain memiliki penyakit paru-paru obstruksi kronis, atau tuberkulosis. Bahkan kebiasaan merokok pun bisa menurunkan daya tahan tubuh.

Ada pula penyakit-penyakit yang secara umum tingkat risiko kematiannya lebih tinggi saat seseorang terserang MERS, seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan ginjal kronis.
 
Menurut Ceva, perawatan pasien MERS ditujukan untuk menjaga kondisi pasien tetap kuat hingga waktu limitasi virus tiba. Dengan upaya seperti pemberian infus, menjaga makanan, hidrasi yang baik, kondisi pasien akan tetap bertahan.
 
"Perawatan pasien yang tidak menjaga kondisi pasien lah yang akhirnya berujung pada kematian pasien," kata dokter dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) ini.
 
Di sisi lain, Ceva menerangkan, sejak awal MERS ditemukan jumlah infeksi dan kematian angkanya sangat dekat. Artinya setiap orang yang terinfeksi menghadapi risiko kematian yang sangat besar. Namun kini, angka kematian berangsur menurun meskipun penyebaran penyakitnya betambah luas.
 
Data terakhir menyebutkan, dari 463 pasien yang terjangkit MERS, 126 di antaranya meninggal dunia. Artinya tingkat kematian dari MERS saat ini adalah 27,21 persen. Ceva berharap, dengan semakin baiknya tata cara perawatan pasien MERS, maka tingkat kematiannya juga bisa semakin diturunkan.